Mayoritas rumah tangga di Kabupaten Kotabaru pada tahun 2024 mengandalkan air dalam kemasan (51,42%) sebagai sumber utama untuk kebutuhan minum. Angka ini menunjukkan bahwa lebih dari separuh penduduk memilih air kemasan karena dianggap lebih higienis dan praktis. Faktor kenyamanan dan jaminan kualitas yang lebih baik dibandingkan sumber air lainnya bisa menjadi alasan utama di balik tren ini. Namun, ketergantungan yang tinggi terhadap air kemasan juga dapat menimbulkan tantangan ekonomi bagi rumah tangga serta berdampak pada peningkatan limbah plastik.
Selain air kemasan, beberapa sumber air lain masih digunakan oleh masyarakat Kotabaru, meskipun dengan persentase yang lebih kecil. Pompa (12,83%) dan ledeng (11,13%) tetap menjadi pilihan bagi sebagian warga, terutama mereka yang memiliki akses terhadap infrastruktur air bersih. Sementara itu, kategori lainnya (11,13%), yang kemungkinan mencakup air hujan, air sungai yang disaring, atau metode alternatif lainnya, menunjukkan bahwa sebagian masyarakat masih mencari cara lain untuk memenuhi kebutuhan air minum mereka.
Sumber air tradisional seperti sumur terlindung (6,97%) dan sumur tak terlindung (3,47%) masih dimanfaatkan oleh sejumlah rumah tangga, terutama di daerah yang belum memiliki jaringan air bersih yang memadai. Namun, sumur yang tidak terlindung memiliki risiko pencemaran yang tinggi, sehingga penggunaannya bisa berdampak pada kesehatan masyarakat. Selain itu, penggunaan mata air terlindung (1,40%) dan mata air tak terlindung (1,64%) tergolong sangat rendah, menunjukkan bahwa sumber air alami semakin jarang menjadi pilihan utama bagi warga Kotabaru.
Distribusi sumber air minum ini memberikan gambaran bahwa masyarakat masih menghadapi keterbatasan dalam mendapatkan akses air bersih yang terjangkau dan berkualitas. Pemerintah daerah perlu memperhatikan kondisi ini dengan meningkatkan infrastruktur penyediaan air minum yang aman dan merata. Dengan begitu, ketergantungan terhadap air kemasan dapat dikurangi, sekaligus memastikan bahwa seluruh rumah tangga memiliki akses terhadap sumber air yang sehat dan berkelanjutan.
Kontributor : Askar Subriandi