Inflasi Kab. Kotabaru Februari 2025: Deflasi Year on Year dan Tantangan Peningkatan Daya Beli - Berita - Badan Pusat Statistik Kabupaten Kota Baru

Selamat Datang di Website Resmi BPS Kabupaten Kotabaru. Untuk kebutuhan permintaan data dan konsultasi data statistik dapat mendatangi langsung Pelayanan Statistik Terpadu BPS Kabupaten Kotabaru di Jalan Jamrud, Dirgahayu, Pulau Laut Utara setiap hari Senin-Kamis (07:30-16:00 WITA) dan Jumat (07:30-16:30 WITA).

Inflasi Kab. Kotabaru Februari 2025: Deflasi Year on Year dan Tantangan Peningkatan Daya Beli

Inflasi Kab. Kotabaru Februari 2025: Deflasi Year on Year dan Tantangan Peningkatan Daya Beli

24 April 2025 | Kegiatan Statistik Lainnya


Pada 3 Maret 2025, Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kotabaru merilis Berita Resmi Statistik (BRS) mengenai perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk Februari 2025. Berdasarkan data tersebut, Kabupaten Kotabaru mengalami deflasi sebesar -1,46 persen secara year on year (y-on-y), dengan nilai IHK mencapai 104,38. Deflasi year on year (y-on-y) ini menunjukkan bahwa harga-harga pada Februari 2025 mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya.


Sebelum melangkah lebih jauh, mari kita pahami terlebih dahulu apa itu inflasi dan deflasi. Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus dalam jangka waktu tertentu, yang menyebabkan daya beli masyarakat menurun karena nilai uang yang dimiliki hanya mampu membeli barang dan jasa dalam jumlah lebih sedikit dibanding sebelumnya. Sebaliknya, deflasi adalah kondisi ketika harga barang dan jasa mengalami penurunan secara terus-menerus, yang dapat mengindikasikan melemahnya permintaan dan daya beli masyarakat. Meskipun deflasi dapat memberikan keuntungan sementara bagi konsumen karena harga barang lebih murah, dalam jangka panjang, deflasi yang berkepanjangan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, menurunkan pendapatan produsen, serta memicu penurunan investasi dan lapangan kerja. Oleh karena itu, keseimbangan antara inflasi dan deflasi sangat penting untuk menjaga stabilitas ekonomi.


Pemerintah Indonesia telah menetapkan target inflasi tahun 2025 sebesar 2,5 persen dengan toleransi plus minus 1 persen. Target ini diumumkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam konferensi pers hasil High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) di Jakarta Pusat pada 31 Januari 2025. Dengan adanya target ini, pemerintah berupaya menjaga stabilitas harga secara nasional guna mendukung daya beli masyarakat serta memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.


Jika dibandingkan dengan target nasional sebesar 2,5 persen ± 1 persen, capaian inflasi Kotabaru yang mencatat deflasi sebesar -1,46 persen menunjukkan angka yang relatif lebih rendah. Meskipun hal ini mencerminkan bahwa kenaikan harga masih terkendali, angka deflasi yang cukup besar juga menjadi sinyal bahwa daya beli masyarakat di Kotabaru sedang melemah. Kondisi ini memerlukan perhatian khusus dari pemerintah daerah dan berbagai pihak terkait agar daya beli masyarakat dapat meningkat dan perekonomian daerah tetap berjalan dengan stabil.


Pendorong utama deflasi di Kotabaru pada Februari 2025 berasal dari beberapa kelompok pengeluaran, terutama Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga serta Makanan, Minuman, dan Tembakau. Penurunan harga pada kelompok ini memberikan kontribusi signifikan terhadap deflasi secara keseluruhan. Faktor-faktor seperti penyesuaian tarif listrik, penurunan harga bahan bakar rumah tangga, atau surplus pasokan bahan pangan tertentu yang menjadi penyebab utama turunnya harga.


Di sisi lain, kelompok pengeluaran Makanan, Minuman, dan Tembakau juga berperan sebagai penahan utama deflasi, yang berarti meskipun beberapa harga dalam kelompok ini mengalami penurunan, ada juga komoditas yang tetap stabil atau bahkan mengalami kenaikan, sehingga membantu menahan laju deflasi yang lebih dalam. Selain itu, kelompok pengeluaran lainnya yang turut menjadi penahan utama deflasi adalah Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya serta Transportasi. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun secara keseluruhan terjadi deflasi, terdapat beberapa sektor yang tetap mengalami tekanan harga, sehingga menjaga keseimbangan dalam dinamika inflasi daerah.


Untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan mendekati target inflasi nasional, berbagai strategi perlu diterapkan. Salah satu langkah utama adalah mendorong masyarakat untuk lebih banyak membeli produk lokal, karena hal ini dapat memperkuat ekonomi daerah serta menjaga stabilitas harga. Selain itu, pemerintah daerah perlu meningkatkan dukungan terhadap pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) dengan memberikan akses permodalan, pelatihan bisnis, serta memperluas jalur distribusi produk mereka. Di sisi lain, edukasi keuangan bagi masyarakat juga penting untuk membantu mereka mengelola pendapatan dan pengeluaran secara lebih bijak, sehingga daya beli tetap terjaga di tengah dinamika ekonomi.


Dengan berbagai upaya yang dilakukan, diharapkan Kabupaten Kotabaru dapat mendekati target inflasi nasional sebesar 2,5 persen ± 1 persen. Stabilitas harga dan daya beli masyarakat yang lebih kuat akan berdampak positif pada kesejahteraan ekonomi secara keseluruhan. Kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat menjadi kunci utama dalam menciptakan lingkungan ekonomi yang sehat dan berkelanjutan. Dengan komitmen bersama, Kotabaru diharapkan tidak hanya mampu menjaga stabilitas inflasi, tetapi juga terus berkembang menjadi daerah yang lebih tangguh dan sejahtera bagi seluruh warganya.



Kontributor : Amru Fahru Ridho
Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik Kabupaten Kotabaru (Statistics of Kotabaru Regency)Alamat : Jalan Jamrut Desa Dirgahayu Kecamatan Pulau Laut Utara Kotabaru

72116 Indonesia Telepon : +62 518 21145

Fax : +62 518 23009 Email : bps6302@bps.go.id

bps6302@gmail.com

logo_footer

Hak Cipta © 2023 Badan Pusat Statistik